[Review] The Duke and I (Bridgerton #1) by Julia Quinn

[Review] The Duke and I (Bridgerton #1) by Julia Quinn

Terjemahan    :   Aku dan Sang Duke

Pengarang     :   Julia Quinn

Penerbit         :   Gramedia Pustaka Utama

Genre             :   Historical Romance

Halaman        :   462 halaman

Series             :   The Bridgerton

Tokoh             :   Simon Basset & Daphne Bridgerton

Sinopsis

Awal buku dibuka dengan cerita tentang kelahiran Simon Basset, pewaris salah satu gelar duke tertua dan terkaya di Inggris. Kelahiran Simon sendiri merupakan ironi. Kebahagian dan kebanggaan yang meluap-luap dari sisi sang ayah, Duke of Hastings, yang telah menunggu sepuluh tahun untuk memperoleh pewaris gelarnya. Namun juga kesedihan karena perjuangan sang duchess untuk memberikan putra akhirnya mengantarkannya kepada kematian.

Simon dibesarkan di Kastil Clyvedon oleh pengasuhnya, Nurse Hopkins. Ketika ulang tahunnya yang keempat dan ayahnya tetap mendapati Simon tidak berkata sepatah kata pun. Sang duke pun marah besar dan mencaci Simon bodoh, dungu dan hampir memukul Simon. Hal tersebut memicu Simon berbicara kepada ayahnya, namun dengan tergagap. Sang duke sangat terkejut dan murka, ia merasa sangat malu dengan keadaan Simon dan meninggalkan Simon.

Simon berkeras belajar dan melatih setiap kata-katanya dibantu pengasuhnya. Ia pun mengirim banyak surat kepada ayahnya yang sama sekali tidak dibalas. Hingga pada usianya yang kesebelas ia merasa sudah siap untuk menemui ayahnya. Sesampainya di London, Simon terkejut dan terluka karena kepala pelayan mengira Earl Clyvedon sudah lama meninggal.

Pertemuannya dengan ayahnya pun tidak berjalan baik, ayahnya tetap memandang rendah Simon dan hal itu membuat kemarahan membanjiri dirinya. Dan ketika amarah memenuhinya, Simon tidak dapat mengendalikan dirinya dan kegagapannya. Kembali ia merasakan penolakan besar dari sang duke. Akhirnya Simon membuat keputusan, jika ia tidak bisa menjadi putra yang diinginkan ayahnya, ia akan membalas dendam dengan menjadi yang sebaliknya.

Kemudian setting berpindah ke tahun 1813. Daphne Bridgerton telah memasuki tahun keduanya mengikuti season di London. Ia memperoleh beberapa lamaran dan menolak semuanya karena belum ada yang ia sukai di antara para pelamar tersebut. Daphne sangat ingin menikah dan memiliki keluarganya sendiri. Namun ia merasa selama ini teman pria yang menurutnya potensial sebagai calon suami hanya menganggapnya sebagai gadis menyenangkan dan sahabat yang baik. Bukan ketertarikan untuk menjadikannya istri.

Pada pesta dansa Lady Danbury, Daphne bertemu dengan Simon dalam situasi yang unik melibatkan Nigel Berbrooke. Simon mendapati Daphne cukup menarik dan menggodanya, sebelum akhirnya menyadari bahwa Daphne adalah seorang Bridgerton dan adik sahabatnya, Anthony. Ada semacam hukum tidak tertulis yang melarang seorang pria untuk mendekati adik perempuan sahabatnya, karenanya Simon menyimpan ketertarikannya.

Simon yang sebelumnya sudah diperingatkan oleh Anthony tentang apa yang akan menunggu seorang duke muda, lajang, di usia menikah di pesta dansa London akhirnya menyadari bahwa kata-kata Anthony sangat tepat. Para ibu dan putrinya yang sudah pantas menikah tetap menghantui Simon walaupun ia tidak berencana menikah. Simon mendapati bahwa keadaannya dan keadaan Daphne serupa dalam posisi yang berbeda dan mungkin mereka bisa saling menolong.

Simon mengusulkan agar mereka berdua terlihat seperti sedang dalam pendekatan. Simon menganggap hal itu akan menguntungkan Daphne karena para pria akan tertarik dan menganggap Daphne sebagai calon istri yang potensial apabila seorang duke mempertimbangkannya sebagai prospek yang baik untuk menjadi seorang duchess. Dan pendekatan itu tentu otomatis akan menjauhkan Simon dari kejaran para ibu dan putrinya yang sudah pantas menikah. Akhirnya, Daphne pun setuju untuk mencoba ide tersebut.

Apakah ide tersebut akan berhasil untuk mereka berdua? Apakah Daphne menemukan calon suami? Apakah Simon berhasil mematuhi hukum tidak tertulis tersebut? Dan apakah Simon berhasil membalaskan dendamnya kepada ayahnya?

========================================================

What I Think About : The Duke and I

The Duke and I adalah buku pertama dari The Bridgerton Series. Overall, saya suka dengan buku ini. Karakter Simon yang kuat bisa diimbangi oleh karakter Daphne yang juga kuat di saat-saat yang tepat sehingga berhasil mengubahkan hidup Simon.

Simon Basset

Sebenarnya nama Simon sangat panjang, Simon Arthur Henry Fitzranulph Basset, Earl Clyvedon. Sejak lahir orang-orang sudah menantikan dan memujanya karena ia adalah penerus gelar duke. Tak heran ia mempunyai sikap angkuh di dalam darahnya. Simon digambarkan sebagai pria yang atletis, tampan, berambut tebal dan gelap, bermata biru terang dengan tatapan yang menusuk. Simon juga pintar dan tergolong cendikia terutama di bidang matematika.

Simon dan Anthony, kakak Daphne bertemu di Eton dan bersahabat hingga mereka lulus dari Oxford. Karena kebenciannya kepada ayahnya, mendorong Simon pergi berkeliling dunia selama enam tahun setelah lulus dan baru kembali ketika sang duke sudah meninggal. Meskipun ayahnya sudah meninggal, setiap ia mengingat penolakan ayahnya, kemarahan selalu muncul di dalam dirinya membuat kegagapan Simon kembali.

Bertahun-tahun dendam kepada ayahnya menghantui Simon dan mempengaruhi sikap, kepribadian dan pilihan hidup yang dibuatnya. Simon berkeras untuk tidak menikah dan tidak mempunyai anak. Ia berpikir jika ia mempunyai anak, ia akan meneruskan garis keturunan Basset dan itu yang sangat diinginkan ayahnya dari seorang pewaris, bukan seorang putra. Karenanya ia berkeras menolak cinta dan pernikahan.

Pertemuan Simon dengan Daphne membuat Simon menyadari bahwa ia ingin bahagia untuk dirinya sendiri dan bukan untuk membalas dendam kepada ayahnya. Simon sendiri sebenarnya memiliki sifat yang manis, seperti saat membawakan bunga untuk Violet, ibu Daphne, dan caranya berbicara dan memukau Hyacinth yang baru berumur sepuluh tahun.

Daphne Bridgerton

Daphne adalah anak keempat keluarga Bridgerton. Ciri khas Bridgerton adalah rambut tebal, kecoklatan juga dimiliki oleh Daphne. Dengan mata coklat (dan lingkaran luar hijau menurut Simon) dan wajah berbentuk hati serta senyum lebar yang menghiasi mukanya, Daphne dikenal ramah dan baik hati. Para pria cenderung menjadikannya sahabat, alih-alih kekasih. Ia juga cerdas, jujur dan tahu benar apa yang dia inginkan dalam hidup.

Daphne yang adalah anak perempuan pertama sangat dekat dengan Violet. Mereka sering mengobrol tentang keluarga dan memiliki anak. Daphne juga adik yang baik, seperti disebutkan Anthony. Anthony sangat protektif terhadap kemungkinan Simon mendekati Daphne karena Anthony tahu bagaimana masa muda Simon. Namun, Daphne sebenarnya paling dekat dengan Colin, kakak ketiganya karena umur mereka yang berdekatan.

Daphne pandai memposisikan diri di antara Simon dan Anthony, ketika mereka berselisih paham. Daphne juga tahu kapan ia harus memprovokasi Simon sehingga memperoleh saat-saat yang tepat untuk berbicara dan menyampaikan kebenaran yang sejak dahulu takut dihadapi Simon. Pada akhirnya Daphne berhasil menyadarkan Simon tentang arti kebahagiaan dan keluarga yang sebenarnya.

Bridgerton

Keluarga Bridgerton menamai anak-anaknya dengan cara yang unik yaitu sesuai urutan alfabet. Delapan anak dimulai dari Anthony, Benedict, Colin, Daphne, Eloise, Francesca, Gregory hingga Hyacinth. Edmund, ayah mereka sudah meninggal, tetapi jelas bahwa Violet membesarkan kedelapan anaknya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Tampak sekali hubungan diantara kakak adik Bridgerton ini juga sangat dekat satu dengan yang lain.

Seperti digambarkan dalam buku ini, suasana makan malam keluarga Bridgerton dengan formasi lengkap bahkan Gregory dan Hyacinth yang masih anak-anak pun ikut makan bersama, tidak seperti kebiasaan bangsawan pada umumnya. Suasana perdebatan antar saudara antara Anthony, Benedict, Colin, dan Daphne di pesta dansa Lady Danbury. Juga saat mereka sekeluarga berpiknik ke Greenwich dan saling goda melempar canda.

Violet dikenal sebagai ibu yang ambisius untuk menikahkan anak-anaknya yang sudah mencapai usia menikah. Ia sangat ingin melihat semua anaknya menikah dan mendapatkan pasangan yang dapat mencintai mereka, seperti ia dan Edmund dulu. Violet juga seorang ibu yang sangat menyayangi setiap anaknya dengan cara yang bijaksana. Ia selalu tahu dan memahami karakter dan kebutuhan setiap anak.

Itulah mengapa The Bridgerton Series merupakan favorit saya di antara semua tulisan Julia Quinn. Karena membaca cerita delapan anak didampingi ibu mereka dalam menemukan cinta sungguh sangat menghangatkan hati.

Lembar Berita Lady Whistledown

Lembar berita Lady Whistledown ini sebenarnya kolom gosip yang ditulis oleh seseorang yang menggunakan nama samaran Lady Whistledown. Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya Lady Whistledown. Lembar berita ini awalnya diantarkan gratis ke setiap rumah para bangsawan. Tetapi setelah dua minggu, para bangsawan harus membayar untuk dapat menikmati kolom gosip tersebut.

Dan tentu saja semua bangsawan berlangganan karena tidak ingin ketinggalan gosip terkini terkait Lady ini atau Lord itu. Penilaian Lady Whistledown terkenal blak-blak an dan cukup akurat sehingga para bangsawan ketagihan. Seringkali mereka merujuk ke lembar berita tersebut ketika membahas seseorang atau suatu kejadian.

My Perks

  • Konflik masa lalu yang tidak terselesaikan akan mempengaruhi masa sekarang dan masa depan. Bereskan masa lalu sekarang, sebelum membangun masa depan.
  • Ketahui apa yang benar-benar diinginkan dalam hidup. Itu akan membuatmu lebih mudah memilih jalan.
  • Berusahalah bahagia untuk dirimu sendiri, bukan karena orang lain atau untuk orang lain.

Quotes

Kuharap suatu hari nanti kau punya anak persis sepertimu. - Violet Bridgerton (hlm 31)
Aku menginginkan suami. Aku menginginkan keluarga. Ini tidak terlalu konyol ketika dipikirkan. Aku anak keempat dari delapan bersaudara. Aku hanya tahu soal keluarga besar. Aku tidak tahu caranya hidup selain dalam situasi seperti itu. - Daphne Bridgerton (hlm 118)
Playboy yang sudah bertobat akan menjadi suami terbaik. - Violet Bridgerton (hlm 146)
Kau akan segera belajar bahwa pria mana pun mempunyai kebutuhan luar biasa besar untuk menyalahkan orang lain ketika dirinya terlihat seperti orang bodoh. - Violet Bridgerton (hlm 193)
Terkadang aku amat sangat mencintaimu hingga membuatku takut. - Simon Basset (hlm 442)
Aku mencintaimu. Sepanjang hidupku hanya kau yang kucinta. - Simon Basset (hlm 445)
Tapi ya, aku yakin. Dan aku ketakutan setengah mati. Sekaligus amat sangat gembira. Dan seratus emosi lain yang tidak pernah boleh kurasakan sebelum kau datang dalam hidupku. - Simon Basset (hlm 458)
Leave a feedback

Jika ingin bertanya atau memberi tanggapan seputar tulisan ini, bisa menjangkau saya melalui kolom berikut.